mie ayam

Asal-Usul Mie Ayam. Ada Pengaruh Kebudayaan China

Bagaimana sih asal-usul mie ayam sampai bisa jadi salah satu makanan paling favorit di Indonesia? Harus diakui, mie ayam memang punya rasa yang sangat enak dan bikin banyak orang ketagihan. Bahkan, mie ayam sering dijadiin pilihan menu makan siang paling kalau kita lagi malas makan nasi.

Tapi, tampilan dan cita rasa mie ayam ini agak berbeda dengan kuliner mie khas Indonesia pada umumnya. Apalagi, kamu nggak memerlukan banyka rempah-rempah untuk membuat mie ayam ini. Kira-kira mie ayam ini berasal dari mana dan bagaimana bisa jadi salah satu makanan lokal di Indonesia, ya? Yuk simak penjelasan berikut ini!

Baca Juga : 8 Kuliner Murah Meriah di Tebet yang Nggak Pernah Sepi Pembeli

Ciri Khas Mie Ayam

Contents

Kamu salah satu pecinta mie ayam enak? Kalau begitu, kamu pasti sudah nggak asing lagi dong dengan tampilan dan karakteristik khas mie ayam? Rasanya yang begitu menggugah selere juga pasti masih melekat jelas di ingatanmu, bukan?

Mie ayam merupakan salah satu hidangan mie yang paling sering ditemuin di Indonesia. Sama sekali bukan hal yang sulit untuk mencari gerobak mie ayam di kota mana pun kamu beragam. Bahkan, paling tidak pasti ada satu penjual mie ayam di setiap kecamatan di Pulau Jawa.

Mie yang digunain untuk membuat mie ayam ini biasanya dibuat sendiri oleh para penjual mie ayam dari tepung terigu. Nggak heran kalau tekstur mie ayam ini berbeda dengan hidangan mie lainnya yang cenderung gunain mie kuning. Mie tersebut dicelup-celupkan ke air panas selama beberapa detik sebelum akhirnya ditiriskan dan dimasukkan ke dalam mangkuk.

Alih-alih gunain banyak rempah, mie ayam ini justru mengandalkan minyak khusus mie ayam dan kecap. Alih-alih menggunakan kuah kaldu, kebanyakan penjual mie ayam hanya menyiramnya dengan air rebusan mie ayam. Nggak heran kalau cita rasanya cenderung lebih lembut dan nggak terlalu kuat.

Sesuai namanya, mie ayam ini diberi topping berupa potongan daging ayam yang sudah dibumbui dengan bumbu coklat yang manis. Selain itu, potongan daun sawi yang direbus hingga empuk juga jadi topping utama mie ayam ini. Ada juga mie ayam yang menggunakan topping bakso, pangsit, ceker, ataupun jamur.

Asal-Usul Mie Ayam

Melihat penampilan dan cita rasanya yang khas, kamu pasti sudah menduga kalau mie ayam yang sering dikira makanan lokal ini sebenarnya nggak berasal dari Indonesia. Melansir dari Solopos, mie ayam ini ternyata adalah turunan masakan Chinese yang sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera dan lidah masyarakat Indonesia.

Mie ayam ini awalnya adalah bakmi, hidangan mie khas Tiongkok Selatan, khususnya daerah Fujian dan Guandong. Hidangan ini mulai masuk ke Indonesia karena banyaknya masyarakat asal China yang merantau dan menetap di Indonesia. Di negara asalnya, daging yang digunain untuk topping bakmi ini adalah daging babi, sesuai dengan namanya yang berarti “mie babi”.

Namun, saat hidangan ini mulai diperkenalkan di Indonesia, daging yang digunakan akhirnya diganti dengan daging ayam yang disemur kecap. Melansir dari CNN Indonesia, pada saat itu, Indonesia pada saat ini masih berupa kerajaan didominasi oleh kerajaan-kerajaan Islam. Nah, agar masakan tersebut dapat diterima dengan baik di sini, maka daging yang digunakan tentu saja harus diganti dengan daging ayam yang bisa dikonsumsi oleh semua orang.

Meskipun berasal dari China, mie ayam ini selalu dikaitkan dengan Wonogiri, salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Bukan tanpa alasan, di daerah pesisir pantai selatan ini kamu bisa dengan mudah nemuin gerobak mie ayam di sepanjang jalan. Bahkan, mie ayam sudah jadi jajajan sehari masyarakat sekitar.

Ditambah lagi, cita rasa mie ayam Wonogiri ini cukup khas dan enak banget, lho. Rupanya, rahasianya terletak pada racikan minyak ayamnya. Bukan menggunakan minyak babi, mienyak mie ayam ini terbuat dari minyak sayur, jahe, ketumbar, lada, bawang putih, dan kulit ayam.

Perbedaan Mie Ayam dan Bakmi di Indonesia

Kamu pasti sekarang jadi agak bingung karena istilah bakmi dan mie ayam sama-sama digunakan di sini. Apalagi, tampilan mie ayam dan bakmi yang ada di warung-warung ini sangat mirip. Ternyata, hidangan mie ayam dan bakmi ini sebenarnya digunain untuk merujuk pada dua jenis makanan yang berbeda, lho.

Seperti penjelasan di atas, mie ayam digunakan untuk menyebut hidangan mie turunan bakmi yang sudah dimodifikasi jadi hidangan lokal. Ciri khasnya bisa dilihat dari topping mie ayam yang berupa daging ayam yang disemur kecap manis.

Sementara itu, bakmi sendiri pada awalnya digunakan untuk merujuk pada hidangan mie yang masih menggunakan resep warisan keluarga keturunan Tionghoa. Nggak hanya cita rasanya yang masih otentik, bakmi juga masih menggunakan daging babi sebagai topping dan minyak babi sebagai penyedap rasa. Itulah kenapa sebelum membeli bakmi kamu harus mempertanyakan kehalalannya terlebih dahulu.

Namun, sesuai perkembangan zaman, bakmi dengan cita rasanya yang otentik dan lebih hambar dibandingin mie ayam ini sendiri juga punya daya tarik tersendiri. Karena itulah, para pedagang bakmi juga mulai menjual bakmi halal. Topping bakmi yang semula berupa daging babi kini mulai diganti dengan irisan daging ayam rebus dengan potongan yang tipis dan memanjang.

Beberapa warung bakmi legendaris seperti Bakmi Alok punya dua pilihan bakmi untuk para pelanggannya, yaitu bakmi halal dengan topping ayam atau bakmi non-halal dengan topping daging babi dan minyak babi. Namun, ada juga warung bakmi yang masih mempertahankan keotentikan daging babi sebagai topping bakmi mereka.

Nah, itulah asal-usul mie ayam yang sering memang lokal Indonesia. Meskipun begitu, kamu juga nggak bisa nemuin makanan yang mirip banget dengan mie ayam ini di negara aslinya, lho. Apalagi, tampilan, rasa, dan bahannya juga sudah dibikin Indonesia banget.